Waspada Gangguan Pencernaan Pada Bayi, kemampuan dalam mencerna makanan saat bayi masih terus berkembang dan belum sempurna. Kondisi tersebut membuat bayi sangat rentan terhadap berbagai masalah pencernaan.

Gangguan pencernaan pada batita atau bayi di bawah usia 3 tahun umumnya ditandai dengan munculnya beberapa gejala, seperti rewel, perut kembung, mual, muntah, diare, bahkan dehidrasi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pola makan buruk, infeksi saluran cerna, hingga intoleransi laktosa.

Waspada Gangguan Pencernaan Pada Bayi

Masalah pencernaan bayi pertama-tama dapat diketahui dari seberapa sering anak BAB dan bentuk feses bayi. Namun, adanya perubahan kebiasaan BAB ataupun berubahnya bentuk feses bayi belum tentu menandakan adanya gangguan pencernaan. Dan bisa jadi, hal itu merupakan proses penyesuaian sistem pencernaan bayi dalam mencerna makanan.

Walaupun demikian, Anda tetap harus memperhatikannya sebab masalah pencernaan pada bayi juga bisa mengindikasikan bayi mengalami gangguan sistem pencernaan.

Berikut ini adalah macam-macam gangguan pencernaan yang dapat terjadi pada bayi:

  • Kolik
    Kolik ditandai dengan menangis secara berlebihan. Umumnya kolik terjadi pada beberapa minggu awal setelah bayi lahir dan berhenti saat bayi berusia 4 bulan. Bayi yang mengalami kolik akan menangis hingga lebih dari 3 jam sehari selama 3 hari dalam satu minggu, setidaknya terjadi 3 minggu berturut-turut.
  • Gumoh
    Gumoh merupakan kondisi normal, karena kerongkongan bayi belum berkembang sempurna. Selain itu, ukuran lambungnya juga masih sangat kecil. Saat terlalu banyak makan atau menelan udara ketika menyusu, bayi bisa gumoh. Biasanya gumoh akan hilang ketika bayi berusia antara 6 bulan hingga 1 tahun, karena pada saat itu otot-otot kerongkongan sudah dapat berfungsi dengan baik. Gumoh pada bayi tidak termasuk kondisi yang mengkhawatirkan, selama tidak terjadi secara berlebihan atau berkepanjangan, dan tidak menyebabkan gangguan pada tumbuh kembangnya.
  • Perut kembung
    Perut kembung pada anak dapat membuatnya menangis dan rewel. Kondisi ini disebabkan saluran pencernaan anak belum berfungsi secara sempurna. Anak yang mengalami perut kembung biasanya akan memunculkan gejala khas, yaitu perutnya menjadi keras, sering sendawa, rewel, dan sering kentut.
  • Kondisi ini dapat disebabkan oleh cara makan dan minum Si Kecil yang terlalu cepat atau terlalu pelan, minum dari botol dot yang banyak gelembung udaranya, juga kebiasaan mengisap botol dot kosong.
    Mengonsumsi makanan yang mengandung gas seperti brokoli, ubi, bawang, atau kol, juga dapat membuatnya kembung. Selain itu, ada pula kondisi lain yang dapat menyebabkan perut kembung, seperti refluks atau aliran balik asam lambung, dan intoleransi laktosa.
  • Sembelit
    Sembelit atau susah buang air besar cukup umum dialami batita. Biasanya disebabkan oleh pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), dehidrasi, atau kondisi medis tertentu.
    Gejala sembelit pada bayi mudah untuk dikenali, yaitu Si Kecil tidak buang air besar setidaknya tiga kali dalam seminggu, sulit mengeluarkan kotoran, dan tekstur kotorannya keras. Selain itu, perutnya bisa terasa keras, nafsu makan menurun, merasakan sakit ketika mengejan, dan menangis tiap kali diajak ke toilet untuk buang air besar (BAB).
  • Diare
    Selama anak masih mengonsumsi ASI, susu formula, ataupun makanan semi padat, maka tekstur tinja saat BAB cenderung lunak. Namun, Sahabat Hermina patut waspada ketika Si Kecil terlalu sering BAB, tinja cair, atau dalam jumlah yang banyak karena itu artinya bisa jadi Si Kecil terkena diare. Diare pada bayi dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari infeksi parasit, bakteri atau virus, alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu, minum terlalu banyak jus buah, hingga keracunan makanan.

Cara Mengatasi Gangguan Pencernaan pada Bayi

Ada beragam cara sederhana yang dapat dilakukan ketika Si Kecil sering mengalami gangguan pencernaan, antara lain:

  • Perhatikan posisi menyusui atau makan yang benar
    Biasakan menyusui atau menyuapi anak dalam kondisi tegak dan pertahankan posisi tersebut sekitar 20 menit setelah pemberian susu atau makanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah susu dan makanan naik kembali ke kerongkongan. Pastikan juga Si Kecil tidak makan atau minum terlalu cepat.
  • Pijat bagian perut secara lembut
    Jika Si Kecil mengalami kembung, pijat perutnya dengan lembut untuk menghilangkan gas atau membuat perutnya terasa lebih baik. Selain itu, Bunda juga bisa mengusap-usap punggung Si Kecil dengan posisi perut menghadap ke bawah atau telungkup di atas kasur atau kedua paha Bunda.
  • Penuhi asupan cairan dan serat
    Jika batita menderita sembelit, anda perlu memberikan cairan yang cukup, baik dari ASI, susu formula, atau air putih. Selain itu, Bunda juga bisa memberikannya makanan berserat saat Si Kecil berusia di atas 6 bulan. Utamakan memberinya asupan serat dari buah-buahan atau sayur utuh, seperti apel atau bayam.
  • Hindari makanan tertentu saat mengalami gangguan pencernaan
    Saat Si Kecil mengalami diare, hindari makanan apa pun yang dapat membuat gejala diare semakin memburuk, misalnya makanan berminyak, makanan tinggi serat, makanan pedas dan asam, atau makanan yang terlalu manis.
  • Pertimbangkan mengganti susu formula
    Jika Si Kecil mengonsumsi susu formula, sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu untuk mempertimbangkan penggantian susu formula. Misalnya, dengan susu formula protein terhidrolisa parsial (partially hydrolyzed protein). Walaupun masih terus diteliti, jenis susu ini dianggap memiliki formula protein yang lebih lembut sehingga mudah dicerna dan diserap oleh tubuh anak. Selain itu, Bunda juga dapat memilih jenis susu bebas laktosa bila memang Si Kecil terbukti mengalami intoleransi laktosa.

Jangan lupa perhatikan kandungan nutrisi di dalam susu formula, seperti kalsium, zat besi, omega-3, asam folat, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12, agar kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi dan tumbuh kembangnya dapat optimal. Pertahankan pola makan yang sehat dan sesuai untuk Si Kecil guna menjaga kesehatan pencernaannya. Ajak juga Si Kecil untuk selalu aktif bergerak, baik saat berolahraga maupun bermain, guna mendukung proses pencernaan dan tumbuh kembangnya.

Berkonsultasi dengan dokter merupakan cara paling efektif untuk mengatasi gejala gangguan pencernaan pada bayi.

Waspada Gangguan Pencernaan Pada Bayi

  • Kenali Gangguan Pencernaan Pada Bayi, herminahospitals.com
  • 5 Gangguan Pencernaan pada Bayi dan Cara Mengatasinya, sehatq.com
  • Mengenali Gangguan Pencernaan pada Batita dan Cara Mengatasinya, alodokter.com
  • https://parenting.firstcry.com/