Peribahasa Indonesia dan Maknanya, Peribahasa Indonesia merupakan bagian dari karya sastra Melayu yang berkembang di Tanah Air.

Salah satu cara komunikasi masyarakat Melayu yaitu menitikberatkan kesantunan bahasa. Peribahasa identik dengan perumpamaan yang didahului perkataan seperti, laksana, bak, seolah-olah,ibarat, bagai, dan lain-lain.

Peribahasa berawal berupa dongeng-dongeng atau juga petuah-petuah yang berfungsi sebagai salah satu alat penertib masyarakat dan sebagai cara pandang suatu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Apa Itu Peribahasa Indonesia?

Berdasarkan informasi dari buku Buku Pintar Bimbel SD Kelas 4,5, 6 tulisan Budi Lintang S. Pd. I (2015), peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang susunannya tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, dan pepatah.

Peribahasa Indonesia dan Maknanya

Fungsi Peribahasa

Peribahasa mempunyai beberapa fungsi sosial, di antaranya adalah:

  • Memberikan nasihat.
  • Memperindah bahasa cakap.
  • Pengamatan terhadap dunia dan keadaan.
  • Sebagai tanda identitas pembicara dalam suatu kaum.

Jenis-jenis peribahasa

Mengutip Buku Pintar Pantun dan Peribahasa Indonesia (2015) karya Mutia Dwi Pangesti, berikut ini jenis-jenis peribahasa:

Pepatah

Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua, biasanya dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara.

Contohnya:

  • Bagaikan bumi dan langit,
  • Bagai pinang dibelah dua,
  • Sedikit Demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit,
  • Biarpun lambat asal selamat.

Bidal atau Pemeo

Bidal atau pemeo adalah peribahasa atau pepatah yang mengandung sindiran, peringatan atau ejekan.

Contoh :

  • Hidup segan mati tak mau
  • Ada ubi ada talas, ada budi ada balas
  • Ikan sepat ikan gabus, makin cepat makin bagus
  • Ombak yang kecil jangan diabaikan
  • Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi
  • Murah dimulut, mahal ditimbangan.

Perumpamaan

Perumpamaan merupakan sebuah peribahasa yang berisikan mengenai kata-kata yang dapat diungkapkan dalam sebuah keadaan atau tentang tingkah laku seseorang. Caranya dengan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan kalimatnya diawali dengan kata bagai, bak, seperti dan lain sebagainya. Contohnya: bagai harimau menyembunyikan kuku.

Contohnya:

  • bagai pinang dibelah dua,
  • bagai harimau menyembunyikan kuku.

Tamsil atau ibarat

Tamsil atau ibarat adalah kiasan yang sering menggunakan kata “ibarat” untuk membuat perbandingan tentang suatu perkara.

Contohnya:

  • Ada gula ada semut (dimana ada kesenangan, di situ banyak orang datang).
  • Ada hari ada nasi (asal masih hidup, rezeki akan selalu ada).
  • Adat pasang berturun naik (keadaan yang selalu berubah-ubah, terutama tentang kedudukan atau kekayaan seseorang).
  • Air beriak tanda tak dalam (orang yang sombong biasanya kurang ilmunya).
  • Air tenang menghanyutkan (orang yang pendiam namun banyak pengetahuannya).
  • Air cucuran atap jatuh ke perlimbahan juga (sifat anak menurut teladan orang tuanya).
  • Tong kosong nyaring bunyinya (orang yang bodoh, banyak bualnya).
  • Baragsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya (maksud hati ingin mencelakakan orang lain, namun dirinya juga yang celaka).
  • Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih (segala hal yang terjadi di kehidupan ini bukanlah manusia yang menentukannya).
  • Jauh di mata dekat di hati (dua orang yang tetap merasa dekat meski dipisahkan oleh jarak).

Semboyan

Semboyan adalah kalimat, frase atau kata yang digunakan sebagai pedoman atau prinsip. Semboyan merupakan sekumpulan kata, kalimat atau bisa juga frasa yang dipergunakan dalam sebagai pedoman serta prinsip

Contohnya:

  • Hemat pangkal kaya,
  • Rajin pangkal pandai,
  • Bersih pangkal sehat

Ciri-ciri Peribahasa

Susunan kata di dalam peribahasa bersifat tetap karena jika diubah, susunan kata itu tidak lagi dapat dikatakan peribahasa. Berikut ciri-ciri peribahasa:

  • Susunan kata-kata di dalam peribahasa sudah pasti dan tidak bisa diubah.
  • Kalimat peribahasa biasanya untuk memperindah bahasa atau bahkan menyindir.
  • Kata-kata dalam peribahasa biasanya teratur, mengesankan dan mempunyai makna.
  • Didasarkan pada pandangan atau perbandingan teliti terhadap alam sekitar, peristiwa yang terjadi atau berlaku di masyarakat.
  • Dibentuk dan diciptakan dengan satu ikatan bahasa yang padat dan indah sehingga melekat di masyarakat secara turun temurun.

Peribahasa Indonesia dan Maknanya

Berikut ini merupakan Peribahasa Indonesia dan Maknanya diantaranya adalah :

Peribahasa Indonesia dan Maknanya
Huruf Peribahasa Makna
A Air beriak tanda tak dalam Orang yang banyak bicara biasanya kurang ilmunya
  Air tenang menghanyutkan Orang yang pendiam biasanya memiliki banyak pengetahuan
  Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga Perilaku dan karakter seorang anak menurun dari orangtuanya (biasanya berkonotasi negatif)
  Ada udang di balik batu Ada maksud tersembunyi di balik perilaku seseorang
  Ada asap, ada api. Jika ada akibat, pasti ada sebabnya
  Air tenang jangan disangka tiada buayanya Orang pendiam jangan disangka penakut
  Anjing menggonggong, kafilah berlalu Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang; tetapi tak dihiraukan
  Adat pasang berturung naik Nasib seseorang tidak akan selalu sama, senang dan susah silih berganti
  Ayam berkokok hari siang Mendapat sesuatu yang telah lama diimpi-impikan
  Air jernih, ikannya jinak Negeri yang aman dan makmur, penduduknya ramah-ramah terhadap orang asing atau pendatang
  Asam di darat, ikan di laut bertemunya di belanga. Apabila sudah jodohnya, laki-laki dan perempuan akan bertemu juga walaupun berjauhan
B Bagaikan telur di ujung tanduk Suatu keadaan yang sangat berbahaya, salah sedikit bisa celaka.
  Bagai pinang dibelah dua Dua orang atau dua hal yang benar-benar serupa, sulit dibedakan
  Bagai makan buah simalakama Serba salah. Mengambil keputusan yang mana pun tetap celaka
  Bagai memancing di air keruh Mengambil keuntungan dari perselisihan orang lain
  Bagai pungguk merindukan bulan Mengharapkan sesuatu yang sulit digapai
  Bagaikan abu di atas tanggul Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh
  Bagaikan air di daun talas Tidak punya pendirian tetap.
  Bagaikan burung di dalam sangkar Suatu kehidupan yang penuh kekangan
  Barang Siapa menabur angin akan menuai badai. Siapa yang berbuat buruk, dia pula yang menanggung akibat buruknya
  Barangsiapa menggali lubang, ia juga terperosok ke dalamnya Ingin mencelakakan orang lain, tapi dia sendiri yang celaka
  Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi Ilmu yang dipelajari setengah-setengah tidak akan memberikan manfaat
  Besar pasak daripada tiang Pengeluaran lebih besar daripada penghasilan alias rugi
  Bergantung kepada akar lapuk Mengharapkan pertolongan dari seseorang yang tidak punya kemampuan untuk melakukannya
  Berharap kepada sesuatu yang tidak bisa diharapkan Bagai anjing menyalak di ekor gajah
  Orang yang lemah hendak melawan orang yang kuat atau berkuasa Bagai musuh dalam selimut

Orang terdekat yang berkhianat

  Bagai bumi dan langit Perbedaannya terlalu jauh
  Berat sama dipikul ringan sama dijinjing Senang dan susah dijalani bersama
C
Cempedak berbuah nangka Mendapatkan hasil lebih dari yang diharapkan
  Cepat kaki, ringan tangan Orang yang sigap dalam memberi bantuan
D
Daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri Sebaik-baiknya negara lain, masih lebih baik hidup di negeri sendiri. Rasa nasionalisme terhadap kampung halaman/negara.
  Dibujuk ia menangis, ditendang ia tertawa Baru mau bekerja dengan rajin jika sudah ditegur
  Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Kondisi yang adil dan berimbang
  Diam itu emas Tetap diam dalam sebuah situasi akan lebih mendatangkan manfaat daripada banyak cakap
  Dikasih hati minta jantung Orang yang tidak tahu diri. Diberi sedikit, malah meminta lebih banyak
  Datang tak berjemput, pulang tak berantar. Orang yang tak dipedulikan
  Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung Ke mana pun dia pergi, seseorang harus selalu mematuhi adat istiadat tempat yang dikunjunginya
  Di atas langit masih ada langit Nasihat agar seseorang tidak sombong dan merasa hebat, karena selalu ada seseorang yang lebih hebat lagi darinya
E
Emas disangka loyang Orang yang baik atau bermartabat tapi disangka jahat atau tidak punya derajat
F Fajar menyingsing, elang menyongsong Menyambut hari dengan semangat dalam bekerja atau berusaha
G Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Perilaku guru akan ditiru mentah-mentah oleh muridnya. Jika guru melakukan hal buruk, murid akan berlaku lebih buruk lagi.
  Gayung bersambut, kata berjawab Serangan kata-kata yang dapat ditangkis. Kebaikan atau keburukan yang dibalas dengan kebaikan atau keburukan pula
H Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, orang mati meninggalkan nama Setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia
  Habis manis, sepah dibuang. Tak dipedulikan atau ditelantarkan jika dianggap sudah tidak berguna.
  Hasrat hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Ingin memiliki sesuatu yang berharga, namun tak memiliki kemampuan untuk melakukannya
  Hangat-hangat tahi ayam. Kemauan yang tidak tetap atau tidak kuat
  Hati gatal, mata digaruk. Sangat ingin mengatakan/melakukan sesuatu, tetapi tidak kuasa menyampaikan keinginan, sehingga justru melakukan hal lain yang tidak tepat tujuan.

Menyalahkan orang yang tidak bersalah

Jauh di mata dekat di hati. Walaupun terpisah jarak, namun selalu teringat
K Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah Kasih sayang ibu tak terbatas dan selamanya, sementara kasih anak begitu terbatas
  Karena mata buta, karena hati mati. Celaka karena menuruti hawa nafsu
  Kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak. Kebaikan seseorang yang jelas ada diabaikan, namun kesalahan yang sangat kecil justru dibesar-besarkan
L
Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Setiap daerah memiliki adat istiadat yang berbeda
  Lempar batu sembunyi tangan Orang yang bersikap pengecut dengan tidak bertanggungjawab/mengakui perbuatannya
  Lubuk akal tepian ilmu Orang yang pandai adalah tempat untuk bertanya
M
Makan hati berulam rasa Menderita karena perbuatan orang yang disayang
  Malu bertanya, sesat di jalan Kesulitan menghadapi suatu masalah karena enggan meminta pendapat orang lain.
  Musang berbulu ayam. Orang jahat yang berpura-pura baik.
  Menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Bila seseorang berbuat buruk, keburukan itu akan mengenai dirinya sendiri.
  Membasuh muka dengan air liur Berusaha memperbaiki kesalahan dengan perbuatan yang justru menambah kesalahan

Berusaha memulihkan nama baik atau menghindari malu, tapi justru membuka aib sendiri

  Membasuh arang di muka Berusaha menghilangkan rasa malu
  Menjilat air ludah sendiri Meminta kembali barang yang sudah diberikan kepada orang lain.

Mengingkari perkataannya sendiri.

  Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Nasib manusia tidak dapat dipastikan, karena berada dalam kuasa Tuhan.
  Menang jadi arang, kalah jadi abu. Menang atau kalah tetap rugi

Dua pihak yang berselisih hingga sama-sama rugi

  Menggunting dalam lipatan Mencelakakan atau menipu kawan sendiri
Nasi tak dingin, pinggan tak retak Bersikap cermat dalam melakukan setiap pekerjaan
  Nasi sudah menjadi bubur Sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tak bisa diurungkan lagi.
P Pandai berminyak air. Pandai menyusun kata-kata untuk mencapai maksudnya
  Pagar makan tanaman Seseorang yang memanfaatkan/mencelakakan sesuatu yang seharusnya dia lindungi.
  Pucuk dicinta ulam pun tiba. Mendapatkan sesuatu yang lebih daripada apa yang diharapkan.
  Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan. Kebaikan hati seseorang bisa dilihat dari tingkah lakunya.
S Sakit sama mengaduh, luka sama mengeluh Seiya sekata dalam semua keadaan.
  Sambil menyelam minum air Mengerjakan dua hal sekaligus.
  Seberat-berat mata memandang, berat juga bahu memikul Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang menjalaninya.
  Sedap jangan ditelan, pahit jangan segera dimuntahkan. Pikir baik-baik sebelum bertindak agar tidak menyesal
  Sedia payung sebelum hujan. Berjaga-jaga sebelum musibah tiba.
  Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui Melakukan satu hal dan mendapatkan hasil lebih banyak dari upayanya.
  Seludang menolak mayang Orang sombong yang melupakan jasa orang lain dalam hidupnya.
  Senjata makan tuan. Sesuatu yang direncanakan untuk mencelakakan orang lain, tapi justru melukai dirinya sendiri.
  Sepandai-pandai tupai melompat, sekali waktu jatuh juga. Tidak ada orang yang sempurna, pasti pernah melakukan kesalahan.

Sepintar-pintarnya menutupi perbuatan buruk, pasti akan ketahuan juga.

  Seperti air dan minyak. Tidak pernah bisa akur.
  Seperti padi, semakin berisi semakin merunduk. Semakin berilmu seseorang, semakin rendah hati sikapnya.
  Seperti kerbau dicocok hidung. Mematuhi kehendak orang lain tanpa membantah seperti orang dungu.
  Seperti ayam kehilangan induk. Kelompok/seseorang yang kebingungan karena kehilangan sosok pemimpin/orang yang diandalkan.
  Seperti katak dalam tempurung. Wawasannya kurang luas.
  Seperti kucing dibawakan lidi. Terlihat sangat ketakutan.
  Seperti embun di ujung rumput. Kondisi atau kedudukan yang rapuh, tidak aman.
  Setali tiga uang. Semuanya sama saja, tak ada bedanya.
  Sudah jatung tertimpa tangga Mengalami kesialan beruntun
  Sudah banyak makan asam garam. Sudah banyak pengalamannya dalam menjalani hidup.
  Tak ada gading yang tak retak. Tidak ada seseorang atau sesuatu yang sempurna.
  Tak ada rotan, akar pun jadi. Mencari solusi alternatif jika suatu hal tidak bisa dilakukan.
  Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Bersikap keras terhadap orang miskin atau tidak berdaya, namun bersikap lunak terhadap orang kaya atau berkuasa.
  Tambah air, tambah sagu. Bila bertambah pekerjaan, akan bertambah pula upah atau gajinya.
  Tercoreng arang di kening. Mendapat malu
  Tikus mati di lumbung padi Negara yang kaya dan makmur, tapi rakyatnya sendiri tak dapat ikut menikmati
  Tong kosong nyaring bunyinya Orang yang miskin ilmu biasanya banyak bicara/membual
  Udang tidak tahu bungkuknya Orang yang tidak menyadari kekurangan atau kesalahannya sendiri
W Walau seribu anjing menyalak, gunung takkan runtuh Jika tekad kuat, godaan sebanyak apa pun tak akan membuatnya goyah
Y Yang dijolok tidak dapat, penjolok tinggal diatas Sudah tak mendapatkan untung, modal dari usaha juga hilang/habis
  Yang dipandang rupa, yang dimakan rasa. jika memiliki maksud baik, sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik pula. Karena apabila salah dalam cara penyampaian, maka yang dimaksud akan salah artian)
  Yang menabur angin, akan menuai badai. barangsiapa berbuat, maka harus berani menerima akibat

 

Itulah beberapa penjelasan mengenai peribahasa dalam bahasa Indonesia yang perlu sobatphi ketahui.

(Gramedia.com, kumparan.com, kbbi.web.id, ayo-berbahasa.id)